Juli 26, 2009

Uang Bukan Segalanya

Menurut beberapa marketing online, “Uang memegang peranan penting dalam urusan dunia. Uang adalah segala-galanya, dengan uang kita bisa membeli semua yang ada di bumi ini, bahkan banyak yang menggunakan uang untuk mengatur hidup orang lain. Untuk menjadi sukses itu susah, apa lagi untuk orang yang hidup dari kalangan bawah, butuh kerja keras untuk mewujudkan mimpi sukses agar menjadi kenyataan”.

Dalam urusan dunia, saya pikir ungkapan tentang uang seperti itu memang sering terbukti. Ribuan hal positif terjadi karena uang, misalnya orang banyak punya uang kemudian menyumbangkan uangnya untuk membuat yayasan yang membantu anak-anak miskin di Afrika, orang punya uang yang menciptakan lapangan kerja. Saya pun sering dimudahkan oleh uang, semisal ketika uang sedang sangat tipis kebetulan perlu untuk biaya rumah sakit, maka sodara-sodara saya yang punya uang meminjamkan uang terlebih dahulu kepada saya untuk saya bayar kemudian.

Pernah juga saya membaca sebuah posting di milinglist, saya lupa di mana. Penulis mengatakan: “Saya tidak habis pikir terhadap orang yang mengatakan bahwa uang itu tidak penting. Bagaimana dengan Anda? Jika Anda mengatakan uang itu tidak penting, lebih baik uang Anda kirimkan kepada saya, karena bagi saya uang tersebut penting”. :)

Dalam pikiran sederhana saya, uang itu adalah sebuah alat tukar yang dapat mempermudah hidup dalam masyarakat. Kalau kita punya banyak hal lain yang dapat ditukar dengan uang secara mudah. Misalnya kita punya ilmu, mengajar dan dapat penghasilan. Atau, punya space di blog kita yang kemudian dapat ditukar dengan uang karena space tersebut laku dipesan orang. Atau kita punya harga lainnya yang dapat ditukar dengan uang, kemudian dengan uang itu kita dapat menukarnya lagi dengan hal-hal lain yang kita butuhkan. Ketika uang atau harta apapun didunia ini tak dapat ditukarkan, maka kita menjadi sendiri. Uang pun tak berarti lagi. Jadi, uang itu bukan pula segala-galanya.

Ada sebuah cerita tentang uang bukanlah segala-galanya ini:

Seorang istri pejabat kaya raya pergi berlibur dengan menaiki kapal pesiar yang cukup mewah. Disana tempat berkumpulnya orang-orang ternama dan yang mempunyai pangkat serta harta yang melimpah. Pada hari berikutnya kapal pesiar yang ditumpanginya untuk berlibur tiba-tiba menabrak karang, saat itu pula kapal tersebut bocor dan diperkirakan akan tenggelam 2 jam kemudian. Para awak kapal sibuk menyiapkan sekoci (perahu kecil atau perahu darurat) untuk para tamu yang saat itu sedang panik di atas kapal naas itu.

Sekoci penuh, namun masih ada beberapa orang yang masih ada di kapal dan bingung karena perahu penyelamat telah habis, dilihatnya di sebelah kiri seorang awak kapal yang menggunakan pelampung untuk penyelamatan dirinya. Saudagar yang kaya raya itu memanggil awak kapal tersebut dan dengan sedikit sombong dia berkata:

“Wahai anak muda, apakah masih ada pelampung yang tersisa ???” tanya saudagar kaya itu,

“Maaf tuan, pelampungnya telah habis, dan ini adalah pelampung yang terakhir yang saya pakai”

“Bagai mana jika pelampungmu aku bayar dengan uang seharga 5 Milyar rupiah” saudagar itu memberi penawaran.

“Maaf tuan, saya memilih untuk tidak menjual pelampung ini kepada tuan, karena saat ini saya membutuhkan pelampung ini untuk menyelamatkan hidup saya, saya tidak memerlukan uang” jawab anak muda itu.

Nah dari potongan cerita di atas, dapat kita simpulkan bahwa UANG bisa menjadi barang yang sangat beharga disaat tertentu, namun disaat tertentu uang tidaklah bermanfaat sama sekali. Jadi kunci hidup adalah kebahagiaan dengan cara Hemat cermat dan bersahaja, termasuk hemat uang.

Anda dapat menghargai uang dengan cara tidak mengangkatnya melebihi diri sendiri, dengan cara tidak menganggapnya uang sebagai biang kerok dari segala kerusakan atau menganggap uang sebagai musuh bebuyutan (berpandangan negatif terhadap uang), dengan cara tidak sok punya uang (sombong karena uang), dengan tidak sangat takut kekurangan uang atau kelebihan uang. Santai saja, perlakukan uang sebagaimana orang, ketika kita ramah dan memperlakukannya dengan baik maka uang pun akan bersahabat dengan kita.

Dikutip dari http://marketingmu.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar